Wadah karya tulis siswa Yayasan Bina Insan Kamil Tuban

Premium Blogger Themes - Starting From $10
#Post Title #Post Title #Post Title

LAPAR


Kening Dina mengkerut di jam pelajaran pertama. Sesekali ia memegang perutnya dan merintih kesakitan. Ia sangat lapar!. Padahal, kantin di sekolah ini tidak ada makanan sama sekali karena semua jualan sudah habis, yang ada hanya air. Di tengah kesakitannya, ia berharap waktu pembagian snack sebentar lagi, hingga ia tidak perlu lama-lama menahan laparnya.
Jam istirahat sekolah berbunyi. Dina segera mengambil air wudu secepat kilat, dan segera memakai mukenanya, kemudian ia segera salat berjamaah. Setelah itu, ia berlari menuju kantin dan mencari snack jatah kelasnya.
Matanya melotot, mulutnya menganga, diam seperti patung. Snack untuk kelasnya tidak ada. Dina hanya bisa tersenyum pahit matanya berair menahan kelaparan dengan ingus yang keluar perlahan. Perih..
Yah.. beginilah sekolahnya.
“Ini untukmu…” Dina menoleh, oh, Asma menyodorkan roti.
“Kau telah menyelamatkan hidupku!” ucap Dina sedikit histeris.
“Lebay deh…” koar Asma pelan.
Dina bersyukur, di sekolah, banyak teman yang sangat baik kepadanya, sekolah bukan hanya mencerdaskan otaknya, tapi, banyak sahabat yang ditemukannya.
“Alhamdulillah ya Allah…” Dina bersyukur sambil tersenyum menatap langit.

By: Jasmine F Tsani
(Siswi SMP Techno Insan Kamil)

Leave a Reply